Minggu, 11 Mei 2008

Aku mencintai dunia menulis…



Dengan menulis, aku menemukan duniaku. Hatiku yang saat itu galau, perlahan mulai membaik ketika aku menuliskan kisahku di lembaran softwer m. Word. Di komputerlah aku menemukan sahabatku. Aku bisa bercerita banyak hal disini. Menurutku, mengungkapkan sesuatu lewat tulisan lebih gampang ketimbang harus mengutarakan lewat kata-kata. Lagipula, aku teramat jarang berbagi curhat dengan sahabat-sahabatku. Terutama untuk hal-hal yang sangat pribadi. Dan aku segan untuk membaginya dengan mereka...

Ketika aku menulis cerita, aku tenggelam dalam cerita itu. Khayalanku berlari. Tertoreh mimik bahagia dalam rautku. Ceriaku mengumbar dalam tiap sisi hidupku. Tak ada lagi kisah-kisah duka ketika aku tengah menulis...

Diiringi musik-musik koleksiku, aku semakin terseret dalam duniaku. Saat ku dengar lagu-lagu rancak. Reflek tanganku menari. Ini untuk meredamkan pikiranku saat aku terbelit dengan cerita yang kukarang. Aku kebingungan untuk mengarahkan cerita itu ke jalan mana. Ugh...

Atau kalau tidak. Aku buka software adobe photoshop ataupun paint. Aku bisa mengedit foto-foto hasil bidikanku. Tak jarang, aku menorehkan gelisahku di sisi gambar itu. Senyumku kian mengembang...

Yach. Menulis. Inilah duniaku. Walaupun aku menemukannya secara tak sengaja. Dulunya aku sangat tak mahir menulis. Kau tahu? Sewaktu SMA, aku adalah satu-satunya putri di kelas yang disuruh ngulang mengarang tugas bahasa indonesia. Mengerikan bukan? Belum lagi, betapa tidak becusnya aku ketika menguraikan kata-kata dalam puisi. Saking dodolnya, sampai-sampai guruku bertanya kepadaku, "itu puisi ya?"

Ya allah... Inikah aku? Bisakah aku merubah ketidakmahiranku itu?

Aku bosan berkutat dengan keterbatasanku ketika mengasah kata-kata dalam tulisan. Aku harus bisa melakukannya. Meski aku tahu. Aku sama sekali tak punya bakat. Sama sekali. Iseng-iseng aku menulis cerpen. Aku berniat mengirimkan ke GEMA, majalah sekolahku. Jujur, untuk membuat ide cerita, buatku itu tak sulit. Karena Sebelumnya aku banyak mengkhayal dengan membuat cerita dari awal sampai akhir. Tapi itu dalam bentuk khayalan. Aku belum pernah mengeluarkannya. Itu hanya kunikmati sendiri.

Walhasil, kau tahu berapa hari aku menyelesaikanya?

Satu bulan. Yah, satu bulan. Padahal, itu hanya dua halaman folio yang kutulis dengan tangan. Itupun melalui beberapa cerpen yang sudah selesai kukarang, tapi tidak jadi kupakai (karena menurutku ini teramat wagu).

Aku mengirimkannya...

Alhamdulillah karyaku kemuat. Aku terkesiap. Begitu juga dengan teman-temanku. Kau tahu? Dalam satu hari itu, aku sekejap menjadi artis dadakan di kalangan putri. Kalangan putra? Mereka tak tahu kalau itu adalah karyaku. Meski banyak yang membaca karyaku itu.

Tentu, ini adalah hal yang tidak lumrah untuk teman-temanku. Seorang ndona yang super cuek dan tidak punya perasaan, bisa menulis cerpen itu. Unbelieveable!!!

Ffuih... Yah dengan menulis. Sedikit demi sedikit bisa mengubah sikapku selama ini. Meski orang tak mengetahui itu. Ketika aku menulis, aku menunjukkan perasaanku. Lain ketika aku tak menulis, aku selayaknya orang yang tak punya perasaan dan... sekaligus pikiran.

Ketika aku menulis, aku akhirnya mengungkap apa yang pernah ada di hatiku. Meski, jiwa tengsinku enggan mengakui semuanya. Karena aku takut, itu akan menyakitiku. Aku harus menghilangkannya segala perasaan itu. Karena aku tak mau mengulang kesalahan yang sama. Dengan menghilangkannya, aku yakin. Perasaan itu tak mungkin sampai di relung hati terdalamku.

Dengan menulis, aku yang saat itu sedu sedan menangis sendirian di malam hari , karena aku gagal menggapai impianku, aku menjadi lebih ikhlas menerimanya. Aku yakin. Allah akan memberikan hal yang terbaik sekaligus terindah untukku. Impianku itu bisa kuraih di tempat lain. Meski aku hingga kini belum bisa menikmatinya sebagai duniaku. Karena aku merasa itu bukan aku. Namun, aku menemukan sosok-sosok orang yang menggugahku. Aku banyak belajar dari mereka. Aku merasa agamaku begitu kerdil, meski setiap minggu aku selalu menuntut ilmu dien. Aku sangat tertohok dengan semangat mereka menggapai cinta ilahi.

Dengan menulis, aku bisa mengeluarkan sisi-sisi dari diriku. Terkesan dalam tulisanku, aku seolah tengah berteriak lantang, This is me!!! Not like every body says.

Terkadang, akupun bercermin dengan apa yang kutulis. Sudahkah aku mengamalkan tentang apa yang kutulis itu?

Yah, dengan menulis aku menemukan duniaku yang hilang. Dunia yang ingin kurentas untuk menggapai cinta-Nya tentu...

Tidak ada komentar: